Minggu, 08 Maret 2009

Sains Gombal Teknologi Kumal

Ya, buat apa ada ilmu filsafat,
kalau itu
hanya menengadah ke langit
mencari kebenaran terstruktur,
sementara kaki menginjak bumi dalam jiwa yang kosong
dimakan pertanyaan yang entah kapan terjawab,
kalaupun ada,
hanya sekadar jawaban untuk diri sendiri,
tak peduli orang lain tahu ataukah tidak.

Ya, buat apa sejarah,
kalau itu
hanya sekadar daftar tahun kejadian tanpa makna,
kalau itu
tidak menstimuli kesadaran dan kemauan untuk tidak perang,
kalau itu
tidak meredam untuk tidak saling berebut kekuasaan,
penyebab derita berkepanjangan,

Ya, buat apa ada ilmu sosiologi,
kalau itu
hanya sekadar disertasi tentang tingkah laku masa,
lalu dengan itu pula
merekayasa masa untuk kepentingan kekuasaan.

Ya, buat apa ada ilmu psikologi,
kalau itu
hanya jadi komoditas semniar,
sementara anak tetap beringas karena televisi,
sementara remaja makin binal karena minus kasih sayang,
sementara si ibu makin berani kepada bapak karena ingin emansipasi,
sementara si bapak masih terkekeh-kekeh di panti pijat,
lebih nikmat daripada di rumah

Ya, buat apa ada ilmu ekonomi,
kalau itu
hanya sekadar keseimbangan pendapatan dan belanja,
sementara kelebihan si kaya masih sulit menetes kepada si miskin,
sementara si miskin masih hanya sekadar menunggu pemberian si kaya

Ya, buat apa ada ilmu politik,
kalau itu
hanya sekadar mengamati kejuaraan fitnah,
kalau itu
hanya sekadar melihat kontes memenangkan pemilihan,
sementara pikiran kebangsaan, pikiran kemanusiaan,
menjadi sekadar hanya nomor dua.

Ya, buat apa teknologi,
kalau itu
kemudian hanya sekadar jadi barang dagangan,
sementara orang banyak masih saja susah.

Ya sains, ya teknologi
sama-sama gombal,
sama-sama kumal,
jika hanya untuk itu.

SastrawanBatangan, Depok, Agustus 1985

Tidak ada komentar:

Posting Komentar